Judulnya hanya terdiri dari 4 huruf, tapi akhir-akhir ini banyak membuat pasangan suami istri jengah, curiga, cemburu dan berakhir dengan perdebatan seru. Apa itu CLBK? Dan kenapa membuat keseimbangan pasangan suami-istri agak “terganggu” dalam interaksinya sehari-hari?


CLBK adalah bahasa gaul anak muda, anak-anak ABG jaman sekarang, meski rasanya sekarang istilah ini sudah meluas dan hampir semua orang dari berbagai lapisan usia mengerti singkatannya dan maksudnya. Untuk anda yang sama sekali tidak memahami peta bahasa anak-anak muda yang setiap hari berubah dan selalu muncul istilah baru, CLBK adalah Cinta Lama Bersemi Kembali. Rangkaian kata yang cantik, secantik judul film dan berbagai sinetron yang berlatar belakang masalah cinta lama ini. Cinta lama yang dimaksud bukan cinta yang sudah berlangsung lama, tapi cerita cinta pada jaman dahulu, yang terpotong, putus dan tidak bersambung karena suatu hal. Dan karena suatu sebab, cinta jaman dulu itu sekarang tersambung lagi. Gerbong keretaaa kaleeee. Nah, kalimat saya yang terakhir itu adalah bahasa gaul anak muda, seiring keinginan saya yang (sok) selalu berjiwa muda.


Lalu, kenapa CLBK ini (seolah) sekarang kembali trend? Apa penyebabnya? Sebetulnya, benarkah baru akhir-akhir ini saja,atau sudah ada sejak jaman dulu juga? Betul dugaan anda. Sebagai tertuduh utama penyebabnya, pasti makin banyaknya acara reuni-reuni, pertemuan kembali sekumpulan orang-orang dewasa yang dulu pernah menempuh bangku sekolah bersama-sama.


Bayangkan, kita bertemu dengan teman SD dulu, yang dulunya masih sangat imut, beringus melulu karena pilek abadi, malu-malu di sekolah kalau ketemu teman lawan jenisnya, nangis kalau digodain, duapuluh tahun atau duapuluh lima tahun kemudian dia menjelma menjadi wanita dewasa yang anggun, matang, dan tentu saja jauh lebih cantik dibanding waktu SD nya, yang sepertinya prototype wajahnya belum jadi. He..he… Atau teman SMP, anak tanggung yang serba canggung, pakai celana biru pendek yang memperlihatkan lututnya yang hitam dan kaki kusam, badannya kurus, muka jerawatan dan suara yang mulai pecah, sekarang muncul lagi dalam sosok yang berwibawa, santun dan tetep humoris seperti dulu.

 

Satu lagi teman SMA yang dulu rambutnya bau matahari, badannya bau keringat karena di usia pubernya belum mengenal deodorant, atau deodorant nya tak kuasa melawan bau asli yang memang yaaah gitu deh, tapi dia pintar dan lucu. Dan Lima belas tahun kemudian bertemu lagi, dia sudah menjadi eksekutif di suatu perusahaan bergengsi, matang, tajir (ini bahasa gaul lagi yang artinya kaya raya), dan terrawat. Lenyap sudah bau badan dan jerawat di wajahnya. Baju dan semua property yang melekat di badannya branded impor asli. Parfumnya tetap tercium baunya dalam durasi 7 hari, hanya dengan bersalaman saja. Halah!


Nah, kondisi yang sekarang berlipat-lipat jauh lebih baik dibanding puluhan tahun lalu, apalagi yang dulunya sempat saling ada rasa, maklum usia puber (pertama), dimana lagi pada seneng-seneng dan tertariknya dengan lawan jenis, dan tidak ada yang berani mengungkapkan, dengan level percaya diri yang sekarang sedang berada di puncaknya, semua batasan yang ada di masa kecilnya seolah lenyap begitu saja. Orang yang ditemui sekarang adalah orang yang sama, tapi berbeda. Orang yang berbeda, tapi kita sudah mengenalnya dulu, pada masa kecil dan masa remaja kita. Lhawong yang dulunya tidak tertarik saja, sekarang menjadi menarik, apalagi yang dulunya sempat ada cerita dibelakang mereka berdua. Hmmm… menarik & cukup manusiawi kan?


Itu “penyakit” CLBK yang saya maksud. Reuni pertama, biasanya hanya haha-hihi saling bertanya kabar, karier, keluarga dan cerita lainnya. Selanjutnya terserah anda. Mau sampai disitu saja, atau masih harus bersambung melalui fasilitas yang tersedia. Banyak fasilitas yang mempermudah saling berhubungan. Ada fesbuk, twitter dan berbagai variannya, ada SMS, MMS, ada telepon yang tarifnya makin murah, meskipun kalau tarif mahal pun, para reuniers kita ini sudah tidak bermasalah dengan dana, ada BBM, ada webcam yang memungkinkan kita bisa berbicara berhadapan meskipun secara fisik terpisah ratusan ribu mil? Komunikasi yang dulu terasa sulit untuk menyampaikan apa yang dirasa, sekarang semudah menjentikkan jari, itu bagi yang jari-jarinya normal lo yaaaaa…….


Para pelaku CLBK selalu beralasan , tidak pernah ada yang salah dengan cinta. Saya setuju. Jadi, apakah saya mendukung penganut CLBK ini? Jelas tidak. Saya hanya setuju dengan pernyataan pertama, tidak pernah ada yang salah dengan cinta. Cinta akan menjadi salah kalau kita menempatkan tidak pada tempat dimana seharusnya dia berada. Memang dimana cinta harusnya ditempatkan?


Jangan salah, situasi dan kondisi sekarang sudah sangat jauh berbeda. Kalau para pelaku CLBK adalah sama-sama single dan mereka dipertemukan kembali dalam reuni atau wahana pertemanan, jelas itu menjadi rejeki mereka berdua. Seolah jalannya dipermudah dan diperuntukkan untuk mereka. Naa, bagaimana kalau situasinya adalah sebaliknya, disaat mereka masing-masing sudah berkeluarga, mempunyai anak, dan masing-masing sudah mempunyai lingkungan yang berbeda dengan saat mereka masih remaja dulu? Ini dia masalahnya. Ini dia biang kerok yang menjadikan suami-istri yang awalnya adem ayem saja harus terusik karena kehadiran cerita lama. Apalagi kalau pada dasarnya pasangannya memang pencemburu berlebihan dan over reaktif, jadi deh perang dunia di dalam rumah.


Layakkah kalau kita menyalahkan perkembangan teknologi sebagai penyebab maraknya kejadian CLBK ini? Saya bilang tidak layak. Tehnologi yang bernilai, adalah teknologi yang mempermudah hidup manusia, tanpa memberi efek samping yang merugikan orang lain atau masyarakat luas. Dan handphone & internet adalah lompatan yang cukup dahsyat yang mempermudah komunikasi manusia. Jadi, jangan salahkan handphone, internet, laptop, fesbuk, twitter dan berbagai hal baru yang seolah-olah membuka jalan bagi para pelaku CLBK ini.

 

Memangnya waktu jaman kentongan, sebelum era intenet ini melanda, tidak ada perselingkuhan, baik terang-terangan maupun terselubung? Bahkan pada jaman dahulu, Ken Arok tertarik dengan Ken Dedes dan bersumpah untuk memilikinya, hanya dengan melihat betis Ken Dedes yang konon bersinar ketika kain panjangnya tersingkap. Apa kita juga harus menyalahkan kain dan angin yang saat itu bertiup? Atau ketika seseorang jatuh cinta lagi dengan pacar lamanya di kampung ketika di hari Lebaran dia pulang kampung? Kita boleh menyalahkan Lebarannya? Tidak kan?


Dalam hal ini, salahkan oknumnya. Kalau anda adalah korban pasangan yang CLBK, yang salah adalah pasangan anda sendiri, baik dia pelaku utamanya, atau sekedar mengimbangi perhatian pasangan CLBK nya. Salahkan dia yang tidak menghormati komitmen pernikahan dan tidak menghargai anda sebagai pasangan sahnya. Kalau anda adalah pelaku CLBK, atausedang berancang-ancang untuk CLBK, bahwa setiap langkah yang anda ambil, tidak hanya anda sendiri yang terkena imbasnya. Ada istri/suami, ada anak-anak, ada keluarga besar, teman-teman dan tetangga, dan sebagainya. Nah, mereka ini seharusnya menjadi pertimbangan utama, ketika seseorang memutuskan untuk merangkai kembali cinta lamanya. Siapkah dia dengan konsekuensi kehilangan mereka semua? Kehilangan tidak hanya secara fisik, tetapi juga penghargaan dan respek dari anak-anak kita.

Ada juga alasan, bahwa sebelumnya, pasangan suami-istri itu sendiri sudah bermasalah dengan perkawinannnya. Halah, makin pelik saja masalahnya. Memangnya ada pernikahan yang sama sekali tidak ada masalah didalamnya? Impossible. Dan biasanya ini akan jadi pembenaran untuk seorang pelaku CLBK melancarkan niatnya. Seperti apapun masalahnya, ada baiknya anda selesaikan dahulu masalah pertama anda, sebelum anda memulai yang baru dengan cinta lama anda. Begitu kan pak, bu? Kalau komitmen seperti ini sudah sama-sama sepaham, besok lagi, setiap suami atau istri anda minta ijin untuk reunian bersama kawan-kawan lamanya, anda akan melepasnya dengan santai, terbawa kebahagiaannya untuk bercengkerama bersama teman-teman sekolahnya, menunggu ceritanya sepulang reuni, dan tetap berpredikat sebagai suami atau istri anda.

 

Jangan seolah melepas suami pergi perang dengan antisipasi mungkin akan pulang hanya tinggal sekedar nama? Bahwa reuni dan fesbuk adalah ajang menyambung tali silaturahmi, yang pada akhirnya juga bisa memperpanjang umur, mempermudah rejeki dan mempererat nilai persahabatan. Kalau dulu hanya pasangan anda yang bersahabat, alangkah baiknya kalau sekarang seluruh anggota keluarga juga bersahabat. Hmmm, manis.


By the way, hari minggu ini suami saya sedang ber-reuni akbar dengan teman-teman SMA nya. Kok dari tadi gak menelepon saya yaa?? Dan ketika saya coba menelepon hpnya, halah, tidak aktif. Ada apa ini? Jangan-jangan….. Ce-eL-Be-Kaaaaaaaaa!

 

***

669143
Today
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
884
430
2627
664438
10163
9933
669143
Your IP: 54.152.77.92
2024-03-28 12:51