Pada tahun 1965 secara kelembagaan sudah berdiri Sekolah Menengah Atas (SMA) di Tumpang, yang merupakan pilot proyek IKIP Malang, dengan nama SMA PPSP (Sekolah Menengah Atas Proyek Perintis Sekolah Pembangunan), yang lazim disebut SMA Latihan IKIP Malang. Di wilayah Kabupaten Malang waktu itu yang mempunyai SMA hanya di Tumpang dan Lawang.

Sebagai catatan, waktu itu prestasi anak didik cukup membanggakan. Ujian ikut vilia/Rayon SMA Negeri 3 Malang, rata-rata lulusan mencapai 100% meski dukungan sarana dan prasarana yang kurang memadai dan sangat minim sekali. Waktu itu lokasi sekolah berada di Jalan Setyawan (yang sekarang digunakan untuk Puskesmas Tumpang), dengan jumlah lokal kelas Cuma 3 (tiga) kelas, yang bertahan sampai tahun 1975. Selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun Pemerintah Daerah tidak mampu menyediakan sarana gedung yang representatif.

Secara kelembagaan SMA Latihan IKIP Malang dipindahkan ke SMA PPSP Malang, demikian pula secara kelembagaan kepengurusannya diserahkan pada pemerintah daerah Kawedanan Tumpang (Pembantu Bupati Kabupaten Malang untuk wilayah Tumpang, Pakis, Jabung, Poncokusumo) yang waktu itu dijabat oleh Bapak Imam Utomo (Almarhum). Untuk kelancaran pembinaan sekolah, kemudian dibentuk Yayasan Pendidikan Daerah Kawedanan Tumpang (YPDKT) di SMA Tumpang, dipimpin oleh Kepala Sekolah saat itu Drs. Machfud Sodik, dan dilanjutkan oleh Drs. Chudlori Hasyim. Statusnya adalah swasta penuh, dengan nama SMA Tumpang.

Atas perjuangan anggota DPRD Kabupaten Malang Komisi B yang terdiri atas 3 (tiga) orang, antara lain :
1. Drs. Setiadji
2. Drs. Kusnadi
3. Drs. Sudarno (Mantan Dandis Kepolisian Tumpang)
Memperjuangkan SMA Tumpang untuk dinegerikan. Dan Alhamdulillah, perjuangan 3 tokoh ini berhasil, dengan turunnya Surat Keputusan pe-NEGERI-an pada bulan April 1978. Sehingga, sejak saat itu pula status SMA Tumpang dari swasta menjadi negeri, dan namanyapun berubah menjadi SMA Negeri Tumpang. Pada saat bersamaan, di Maospati (Madiun) berdiri pula unit sekolah baru yang bernama SMA Negeri Maospati, sehingga pada tahun yang sama (1978) di wilayah Propinsi Jawa Timur berdiri 2 (dua) unit sekolah negeri baru.

Merunut pada catatan yang ada, SMA Negeri Tumpang sebenarnya bukanlah merupakan Unit Sekolah Baru – melainkan sekolah lama – yang telah melalui proses 3 (tiga) kelembagaan yaitu :
1. SMA Latihan IKIP Malang
2. SMA Tumpang
3. SMA Negeri Tumpang

Pada saat penegerian, hanya Bapak Kepala Sekolah (Abdul Syukur HA., dari SMA Negeri 3 Malang dengan golongan III C) saja yang sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri dan memiliki NIP (Nomor Induk Pegawai), sedangkan untuk guru pada saat itu masih belum diangkat menjadi pegawai negeri/belum memiliki NIP dan masih banyak guru sukwan/guru honorer. Baru pada tahun 1980 diangkat guru negeri sebanyak 9 (sembilan) orang, terdiri dari :
1. Warisan, BA (Kepala SMA Negeri 8 Malang)
2. Agus Sarsilo, BA (Kepala SMA Negeri Ngantang)
3. Hastuti, BA (Purnatugas)
4. Kasnoko, BA (Kepala SMA Negeri 22 Surabaya)
5. Joko Wahyono (Almarhum)
6. Bambang Sukarjiman (Mutasi ke SMA Kediri)
7. Harianto, BA (Almarhum)
8. Runia Laksmiwati, BA (Masih menjadi guru SMA Negeri Tumpang)
9. Abdul Djalil, BA (Pengawas)

Pada waktu penegerian tahun 1978 Kepala Sekolah dipegang oleh Abdul Syukur, BA., Wakil Kepala Sekolah dipegang oleh Abdul Djalil, BA., sedangkan Urusan Kurikulum dipegang oleh Warisan, BA, Urusan Kesiswaan dipegang oleh Harianto, BA., dan Koordinator Tata Usaha merangkap Keuangan dipegang oleh Agus Sarsilo, BA.

Pada tahun 1983 SMA Negeri Tumpang mendapat limpahan Tanah Desa yang berlokasi di Desa Malangsuko, yang sekarang menjadi SMA Negeri 1 Tumpang, tepatnya di Jalan Kamboja 10 Malangsuko, Tumpang. Dan pada tahun ajaran 1984/1985 terjadi sejarah “bedol” SMA Negeri Tumpang dari Jalan Setyawan Tumpang ke Jalan Kramat Malangsuko, yang sekarang diganti dengan Jalan Kamboja 10 Malangsuko, Tumpang.

Adapun urutan yang menduduki jabatan Kepala Sekolah SMA Negeri Tumpang dari sejak penegerian sampai sekarang ini adalah sebagai berikut :
1. Drs. Abdul Syukur, tahun 1978
2. Drs. Moenawar, tahun 1984
3. Drs. Soejono, tahun 1987
4. Drs. Wagio HS, tahun 1990
5. Drs. Suntoro, tahun 1993
6. Drs. Soehartono, tahun 1996
7. Dra. Hj. Sri Muljati, tahun 1998
8. Drs. Sugeng Hadiono, Mpd., tahun 2003

Demikianlah Sejarah singkat SMA Negeri Tumpang, yang tidak terasa tahun ini (akan) menginjak usia yang ke-42. Ya, semoga pada Tiga Dasa Warsa SMA Negeri Tumpang ini “keinginan” untuk menjadi Sekolah Unggulan – sesuai dengan visi dan misi sekolah untuk mewujudkan sekolah unggulan yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, cerdas intelektual, cerdas emosional, cerdas spiritual, sehat jasmani dan rohani serta dicintai masyarakat – benar-benar bisa tercapai. Amin.

824459
Today
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
191
385
1490
820445
4814
16510
824459
Your IP: 3.239.97.34
2024-11-14 10:24