Penggunaan model pembelajaran yang efektif sangat diperlukan dalam dunia pendidikan saat ini, antusiasme siswa menjadi salah satu poin penting yang harus diperhatikan. Salah satu model pembelajaran efektif yang diterapkan oleh mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang jurusan Sosiologi dan Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) di SMAN 1 TUMPANG (SMANETA) adalah “Talking Stick”. Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran yang menggunakan bantuan dari tongkat, sistem pelaksanaannya yaitu setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya, tongkat digilir secara mengular lalu siswa yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru. Media “Wordwall” merupakan salah satu media pembelajaran berdasarkan pada permainan yang dapat membantu menarik antusiasme siswa dengan tampilan seperti kartu acak, roda acak, dan membuka kotak untuk menampilkan soal yang telah disiapkan sebelumnya.

Model pembelajaran talking stick diaplikasikan pada kelas XI IPS 4 untuk mata pelajaran sosiologi dan XI IPA 2 untuk mata pelajaran PPKn. Ada perbedaan dalam cara pelaksanaan di kedua kelas ini karena bergantung pada cara masing-masing mahasiswa mengkoordinasikannya. Seperti halnya penerapan talking stick di kelas XI IPS 4 yang dikombinasikan dengan penggunaan media wordwall untuk menayangkan soal pertanyaan. Dalam sesi ini mahasiswa memutar musik dan tongkat akan digilir dari satu siswa ke siswa yang lain. Pergeseran tongkat akan berhenti apabila musik dimatikan secara acak, siswa yang memegang tongkat diharapkan untuk maju ke depan kelas dan memilih salah satu kartu yang tertutup pada media wordwall dan wajib menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kartu tersebut. Sehingga akan ada kemungkinan muncul soal yang sama pada saat berikutnya. Hal tersebut juga sebagai upaya mempertajam ingatan siswa mengenai materi konflik, akomodasi, dan integrasi sosial yang sebelumnya telah dipelajari bersama. Apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan maka siswa tersebut diharuskan berdiri hingga siswa yang terpilih selanjutnya dapat menjawab pertanyaan. Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dan yang belum berhasil menjawab namun tetap berusaha mencari jawaban akan mendapat poin keaktifan sebagai penilaian.

Pada kelas XI IPA 2, media pembelajaran talking stick digunakan untuk merefresh kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu tentang “Makna Persatuan dan Kesatuan”. Dengan menggunakan media pembelajaran ini peserta didik diajak untuk memahami materi dengan cara yang santai dan tidak membosankan. Pelaksanaanya dimulai dengan peserta didik diajak untuk menyanyikan lagu-lagu nasional yang mereka pilih sendiri, lagu nasional tersebut antara lain: (1) Satu Nusa Satu Bangsa; (2) Dari Sabang Sampai Merauke; (3) Indonesia Pusaka. Selagi mereka menyanyikan lagu tersebut, tongkat dioper dari peserta didik satu peserta didik yang lain. Setelah lagu yang dinyanyikan selesai peserta didik yang memegang tongkat tersebut wajib menjawab pertanyaan dari guru. Pertanyaan yang ditanyakan masih seputar materi namun lebih dikembangkan dan dikaitkan dengan suatu peristiwa, seperti peristiwa pencoretan tujuh kata sila pertama Pancasila di Piagam Jakarta yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Peserta didik yang lain juga bebas memberikan tambahan dan jawaban menurut pendapatnya, jika berhasil menjawab dan memberikan tambahan maka peserta didik akan mendapat poin keaktifan. 

Tujuan dalam penerapan model talking stick dalam kelas adalah untuk menciptakan kelas yang aktif. Mengingat dalam satu kelas pastinya memiliki beragam siswa baik yang aktif ataupun pendiam. Diharapkan dengan menggunakan model talking stick ini, siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri untuk berpendapat di depan kelas atau cenderung pendiam juga mendapat kesempatan mendapat poin keaktifan dan menjadi pribadi yang lebih percaya diri untuk kedepannya. Sebab turut serta keaktifan peserta didik dalam pembelajaran juga mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran. Talking stick diharapkan dapat menjadi referensi variasi penerapan game edukasi dalam refreshing dan penyampaian materi yang lebih efektif atau dapat membantu siswa lebih paham akan materi pokok yang disampaikan. Terutama mengingat pembelajaran tatap muka baru dimulai maka tenaga pendidik harus lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang efektif untuk membantu masa transisi daring-luring peserta didik.

Dilihat dari penerapan model pembelajaran menggunakan talking stick pada kedua kelas tersebut dapat terlihat persamaan dan perbedaan dalam pengaplikasian model pembelajaran tersebut. Talking stick digunakan sebagai media untuk membantu tenaga pengajar melihat sejauh mana materi yang berhasil dipahami peserta didik. Selain membantu guru menciptakan kelas yang aktif, metode pembelajaran berbasis game juga efektif untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpendapat dan mempertajam ingatan siswa akan materi pokok. Sedangkan perbedaan dalam penerapan model pembelajaran ini selain pada sistem pelaksanaan memutar musik atau menyanyikan lagu juga terlihat pada sesi ‘tanya-jawab’ oleh guru dan siswa. Pada kelas XI IPA 2 tanya-jawab bertujuan juga untuk pemberian materi lebih lanjut dalam penjelasan jawaban yang tepat. Sedangkan di kelas XI IPS 4 sesi tanya-jawab murni digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengingat materi pokok yang disampaikan sebelumnya.

Menggunakan model talking stick memberikan beberapa keuntungan dalam pembelajaran yaitu membuat antusiasme siswa menjadi besar, mereka menjadi lebih enjoy, lebih aktif dan tentu juga bisa menjadi ajang untuk melatih mengemukakan pendapat dan keterampilan berkomunikasi. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga selama pelaksanaannya yaitu sebagai berikut:

  1. Guru tidak boleh lengah, karena antusiasme siswa yang berlebihan bisa menyebabkan situasi kelas menjadi kurang kondusif yang nantinya malah akan membuat pembelajaran tidak efektif.
  2. Apabila sebagian besar siswa belum bisa menjawab pertanyaan, maka itu bisa menjadi bahan evaluasi bagi guru untuk memberikan penguatan materi kembali pada pertemuan selanjutnya.
  3. Pemilihan lagu atau musik pada saat memulai talking stick. Apabila lagu atau musik yang dipilih tidak sesuai minat mereka, siswa akan cenderung tidak terlalu enjoy selama pembelajaran.

Pada intinya penggunaan model pembelajaran yang efektif dan menarik perlu untuk diterapkan secara riil di lapangan guna menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aktif, dan bermakna. Tentunya penggunaan model pembelajaran juga harus menyesuaikan dengan kondisi peserta didik. Observasi keadaan dan kesiapan penerapan dalam kelas sangat dianjurkan sebelum pelaksanaan kegiatan. untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 

Penulis:

  • Laili Nadiyah Nafis Violinita (HKn)
  • Wika Anggia Khoirunnisa (Sosiologi)
677785
Today
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
84
247
2805
672069
7519
11286
677785
Your IP: 3.129.13.201
2024-04-16 07:27