MELESTARIKAN BUDAYA MELALUI TEMA P5

Pada tanggal 22-23 Februari 2023, SMA Negeri 1 Tumpang mengadakan Pagelaran karya P5 dengan tema "Malang Tempo Doeloe" sebagai bentuk pelestarian budaya khususnya budaya Malangan yang berdampingan dengan tema P5 kedua yaitu “Kearifan Lokal”. Hal ini sesuai dengan tema tulisan pada acara pagelaran P5 yaitu “Rum Kuncaraning Bangsa Dumunung Haneng Luhuring Budaya” yang artinya harum dan tingginya derajat suatu bangsa terletak pada budayanya. Acara ini diadakan selama dua hari yang dilaksanakan di lapangan basket SMAN 1 Tumpang dan dihadiri oleh beberapa tamu khusus diantaranya adalah Bapak Camat Kecamatan Tumpang, Bapak Pengawas Sekolah Menengah Atas wilayah Kabupaten Malang, Ketua Komite SMAN 1 Tumpang, dan juga Bapak/Ibu wali murid kelas X.

Pada acara tersebut terdapat berbagai penampilan, antara lain Ludruk yang ditampilkan oleh kelas X-5 (Ludruk Sangkuriang Gagal Rabi), X-7 (Ludruk Kelenting Kuning), dan X-10 ( Ludruk Jaka Kendil). Upacara Ritual yang ditampilkan oleh kelas X-1 (Upacara Ritual Temu Manten), X-6 (Upacara Ritual Tujuh Bulanan), dan X-12 (Upacara Ritual Tedak Siten). Tari Kolosal yang ditampilkan oleh kelas X-4 (Tari Kolosal Ramayana), X-3 ( Tari Kolosal Legenda Gunung Kelud), dan kelas X-11 ( Tari Kolosal Wayang Topeng Panji Reni). Tari Massal yang ditampilkan oleh kelas X-8 (Tari Massal Grebeg Sabrang), X-9 (Tari Massal Bapang), dan X-2 (Tari Massal Glipang). Acara tersebut sangat meriah dengan beberapa penampilan mencuri perhatian para pengunjung salah satunya yaitu Tari Kolosal Ramayana dari kelas X-4 yang menceritakan kisah tentang usaha Rama dalam menyelamatkan Shinta yang diculik oleh Rahwana.

Acara tersebut sangatlah meriah dan tidak membosankan, terlebih lagi pada acara tersebut juga terdapat bazar makanan dan minuman tradisional zaman dulu dengan konsep bazar yang sangat menarik dan cocok untuk digunakan berswafoto. Untuk harga makanan dan minumannya sendiri juga cukup terjangkau dan ramah untuk kantong pelajar.

“Dibalik acara puncak pagelaran P5 kemarin, terdapat banyak sekali penampilan penampilan yang dipertunjukkan, tetapi dibalik pertunjukkan yang sangat spektakuler tersebut terdapat proses latihan atau persiapan kurang lebih satu setengah bulan waktunya”, ucap Alfian selaku ketua pelaksana.

Setiap acara yang ditampilkan akan dikelompokkan dan dipilih sebagai penampilan terbaik, dari 4 kelompok pertunjukkan hanya ada satu penampilan yang akan dipilih. Pada pertunjukkan Ludruk kelas X-5 menjadi penampilan terbaik dengan judul Ludruk Sangkuriang Gagal Rabi. Yang untuk latihannya sendiri membutuhkan waktu selama satu bulan yang dibimbing secara langsung oleh guru yang menguasai pertunjukkan ludruk. Pertunjukkan kelas X-4 dengan penampilan Tari Kolosal Ramayana menjadi penampilan terbaik kategori tari kolosal. Untuk menampilkan pertunjukan yang terbaik perlu diluangkannya waktu selama satu setengah bulan untuk latihan yang dilatih oleh Ki Soleh Adi Pramono pemilik dari Padhepokan Mangun Dharma. Meskipun sering terjadi kendala saat latihan dikarenakan kegiatan lain, mereka tetap berusaha menampilkan penampilan yang terbaik. Penampilan terbaik yang di peroleh dari kelas X-6 pada kategori Upacara Adat juga tidak diperoleh dengan mudah. Butuh persiapan selama satu bulan untuk latihan dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan. Menurut anggota kelas X-6, mereka merasa latihannya kurang sempurna tetapi hal itu tidak menghambat mereka untuk menunjukkan jika mereka mampu. Dan yang terakhir yaitu penampilan terbaik dari kelas X-9 kategori Tari Massal. Sama seperti yang lain, untuk latihannya juga cukup menguras waktu selama sebulan meskipun terdapat kendala, pada akhirnya mereka mampu menyelesaikan penampilan dengan baik dan menjadi yang terbaik.

Itulah beberapa keseruan Pagelaran P5 tema kedua. Acara dapat berjalan dengan lancar dan sukses tentunya dengan kerjasama seluruh panitia dan siswa-siswi kelas X, serta dukungan dari Bapak Ibu guru.